Pages

Monday, March 7, 2011

Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia

Bertahun-tahun lamanya Indonesia sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang terbentuk dari sisa-sisa mahluk dan tanaman yang telah lama mati. Bahan ini terkubur selama ratusan tahun. Kandungan berbasis hidrokarbon yang ada didalamnya telah dikonversi oleh panas dan tekanan dari waktu ke waktu menjadi bahan yang mudah terbakar seperti minyak mentah,batubara, dan gas alam.

Bahan bakar fosil ini semakin sedikit jumlahnya karena sudah bertahun-tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan demi memenuhi kebutuhan manusia akan energi. Padahal proses pembentukannya membutuhkan waktu yang lama sekali. Pada tingkat konsumsi seperti sekarang, cadangan minyak dan batubara ataupun bahan bakar fosil lainnya tidak akan bertahan sampai puluhan tahun apalagi ratusan tahun.

Ada banyak sekali alasan yang membuat dunia termasuk Indonesia sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Salah satu alasannya adalah untuk menghasilkan listrik. Dalam hal ini batubara adalah bahan baku nomor satu dalam pembangkit listrik. Bahan bakar fosil lainnya seperti minyak dan gas juga tidak ketinggalan pemanfaatanya untuk pembangkit listrik. Selain itu keuntungannya adalah kapasitas mereka untuk menghasilkan listrik dalam jumlah besar hanya dalam satu lokasi. Bahan bakar fosil juga sangat penting untuk mendorong sistem transportasi di seluruh dunia karena hampir semua kendaraan berbasis bahan bakar minyak(premium,pertamax,solar,bensol,dsb). Banyak aktivitas lain yang juga ditunjang oleh pemanfaatan bahan bakar fosil ini,misalnya pemanas ruangan, untuk memasak, untuk penerangan, dan lain-lain .

Ketergantungan itulah yang membuat hampir semua negara menjadikan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar atau bahan baku penghasil energi yang utama.
Walaupun sangat dibutuhkan manfaatnya, hasil pembakaran bahan bakar fosil memberikan dampak yang tidak baik bagi lingkungan hidup. Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil, misalnya minyak bumi dan batubara, juga melepaskan gas-gas , antara lain karbon dioksida(CO2),Nitrogen oksida(Nox), dan sulfur dioksida(SO2) yang menyebabkan pencemaran udara. Gas-gas tersebut adalah kombinasi dasar dari terjadinya hujan asam, smog, dan pemanasan global. Bahan bakar fosil juga berdampak buruk pada perairan. Eksploitasi minyak bumi, khususnya pada cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, seperti bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan menyebabkan tumpahnya minyak yang dapat mengakibatkan pencemaran perairan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh tangki minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak di perairan ini akan membunuh dan merusak ekosistem yang ada karena minyak akan mengahalangi kontak antara air dan udara sehingga kadar oksigen akan berkurang. Tanah juga bisa terkena dampaknya. Proses pertambangan yang tidak sehat di daratan juga bisa merusak tanah , misalnya pada pertambangan batubara secara terbuka.

Selain itu, tantangan selama ini adalah kita selalu terlena untuk menggunakan bahan bakar fosil ketika harga minyak mentah dunia sedang ramah. Begitu harga minyak melambung, negara ini kalang kabut berusaha menjaga ketahanan energi nasional karena tidak siap dengan dinamika global yang ada. Contohnya adalah melonjaknya harga minyak februari ini akibat krisis yang terjadi di Libya yang merupakan salah satu produsen minyak dunia. Kenaikan minyak selalu berdampak bagi perekonomian suatu negara.  Di Indonesia sendiri, menurut pakar ekonomi, dampak dari kenaikan harga minyak ini akan mendorong inflasi di bulan Maret nanti , berkisar 0,8 %.  Inilah salah satu alasan kuat mengapa energi alternatif juga perlu dikembangkan, yaitu agar bisa membantu memenuhi kebutuhan energi nasional karena kita tidak bisa bergantung terus-menerus pada bahan bakar fosil.

Karena banyak masalah yang ditimbulkan itulah diperlukan sumber energi alternatif baru yang bisa menggantikan peran bahan bakar fosil. Sumber energi ini harus memiliki sifat dapat diperbarui(renewable), berkelanjutan(sustainable), dan ramah terhadap lingkungan.
Pemerintah sebenarnya sudah merencanakan tentang pengembangan energi alternatif. Sayangnya pemerintah terlambat dalam mendukung pengembangan energi alternatif secara nyata, bahkan janji-janji yang diucapkan pemerintah tentang pengembangan energi alternatif terkesan hanya menjadi angin lalu. Selama ini pemerintah belum bisa mengkoordinasi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian dan pengembangan energi alternatif.
Indonesia mempunyai  potensi energi terbarukan yang besar seperti mikrohidro,tenaga surya, panas bumi,gelombang arus laut,biomassa,bahan bakar nabati, dan lain-lain. Tetapi potensi energi tersebut masih berupa potensi atau cadangan yang belum dikembangkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan energi di negeri ini.

Pemeri¬ntah sebagai roda bagi berjalannya suatu negara harus menumbuhkembangkan motivasi, memfasilitasi, dan menciptakan iklim yang kondusif bagi proses pengembangan energi baru dan terbarukan. Berbagai riset pengembangan energi alternatif harus  mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena bidang energi alternatif inilah yang nantinya akan mendukung tercapainya ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pembangunan.
Sampai saat ini belum ada strategi dan koordinasi yang baik dalam pengembangan dan pemanfaatan energi tersebut. Masih banyak lembaga atau badan riset yang berjalan sendiri-sendiri. Belum ada koordinasi yang terjalin dengan harmonis diantara lembaga atau badan ini sehingga hasil dari pengembangan sumber energi baru dan terbarukan belum bisa memberikan manfaat nyata pada negara ini.
Lihat saja tentang berita energi alternatif yang dihasilkan tanaman jarak pagar beberapa tahun lalu. Sempat menjadi harapan untuk menggantikan BBM, akhirnya pengembangannya terhenti dan beritanya sudah tidak terdengar lagi sekarang. Ini salah satu bukti bahwa inovasi yang terjadi hanya sampai pada tahap menghasilkan suatu produk dan belum ada pemakaian atau pendayagunaan secara nyata ke lingkup masyarakat luas. Perlu ada tahap lanjut dari tahap peningkatan kapasitas produksi menuju tahap difusi ke industri. Perlu ada scale up terhadap inovasi energi alternatif yang dihasilkan agar inovasi-inovasi itu tidak hanya sebatas ditemukan atau dihasilkan untuk memperkaya iptek.

Pemerintah harus mempertemukan kalangan riset dengan kalangan industri dan mengkoordinasikan kerjasama dalam mengembangkan karya inovasi energi alternatif hingga ke tahap komersial. Pemerintah juga harus memberikan insentif kepada badan usaha yang mengembangkan energi alternatif.
Dalam kaitan ini pemerintah sangat perlu untuk membuat peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan sumber energi terbarukan tersebut. Dukungan dari pemerintah ini tidak hanya dari aspek teknologi, tapi juga dari aspek ekonomi dan aspek sosial budaya, serta kemudahan dalam proses birokrasi.  Perlu ada juga kebijakan-kebijakan yang lebih khusus mengatur tentang sumber energi alternatif tertentu agar proses pengembangannya lebih jelas. Sistem inovasi energi alternatif juga perlu ditata ulang dan dibuat lebih baik.

Sebagai mahasiswa kita juga bisa melakukan banyak hal. Mahasiswa adalah agent of change and social control. Kita bisa ikut serta membuat inovasi yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Ilmu sebagai mahasiswa memang masih terbatas dan belum tentu bisa membuat suatu produk inovasi yang hebat, akan tetapi, dengan terus aktif dalam membuat inovasi walaupun hanya sebatas penemuan kecil, mahasiswa dapat belajar dan lebih peka sejak awal untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan.  Mahasiswa atau generasi muda adalah kekuatan terbesar suatu bangsa. Mereka menjadi aktor penting bagi tumbuhkembangnya budaya kreatif dan inovatif. Kalau mahasiswa bisa menghasilkan produk inovatif yang bisa dijual maka paling tidak bisa bermanfaat untuk menciptakan kerja buat dirinya sendiri. Hal ini akhirnya bisa memberikan kontribusi yang cukup besar pada bangsa. Bayangkan saja jika seratus mahasiswa menghasilkan lima ratus produk, maka bisa dihitung berapa banyak kontribusinya dalam menciptakan lapangan kerja yang berhubungan dengan produk mereka. Mahasiswa juga bisa melakukan kajian-kajian terhadap kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pengembangan energi tersebut.
Mahasiswa perlu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tetap pada koridornya dan benar-benar tepat agar nantinya bisa memajukan kehidupan masyarakat Indonesia.

















UNTUK TUHAN , BANGSA , DAN ALMAMATER.
Best Regards,
Yahya Ashchabul Yamin
Teknik Tenaga Listrik 
Institut Teknologi Bandung

No comments:

Post a Comment